Perbedaan
paes Jogja dan Solo tampak dari jenis tata rias, bentuk cengkorongan, bentuk
penitis, hingga warna dan penggunaan prada. Berikut penjelasan lengkapnya:
1.
Jenis Tata Riasnya
Mengutip
buku Tata Rias Pengantin dan Adat Pernikahan Gaya Yogyakarta Klasik oleh Sri
Supadmi Murtiadji, tata rias pengantin gaya Yogyakarta meliputi lima corak,
yakni Paes Ageng, Paes Ageng Jangan Menir, Paes Ageng Kanigaran, Puteri,
Kesatriyan Ageng, dan Kasatriyan.
Setiap
corak digunakan untuk acara yang berbeda-beda. Misalnya, corak Puteri yang
digunakan untuk keperluan akad nikah atau pemberkatan di gereja. Sementara
corak Paes Ageng, Paes Ageng Jangan Menir, dan Paes Ageng Kanigaran biasanya
dikenakan saat resepsi.
Sama
seperti di Jogja, tata rias pengantin Solo juga terdiri dari lima jenis. Hanya
saja coraknya berbeda, yaitu Solo Basahan, Solo Puteri, Solo Langenharjan, Solo
Taqwa, dan Solo Mangkunegaran.
2.
Bentuk Cengkorongan
Cengkorongan
merupakan pola atau bentuk paes. Cengkorongan paes pengantin Jogja terdiri dari
penunggul, pengapit, penitis dan godeg. Penunggul terletak di tengah-tengah
dahi. Bentuknya seperti potongan sirih dengan ujung runcing dan sedikit
melengkung.
Di
Solo, penunggul disebut dengan gajahan. Pada paes pengantin Solo, gajahan juga
terletak di tengah-tengah dahi, tetapi bentuknya setengah bulatan, menyerupai
ujung telur bebek.
3.
Bentuk Penitis
Mengutip
buku Modifikasi Tata Rias Pengantin Yogyakarta Paes Ageng Berkerudung oleh Ratna
Hidayati, penitis paes Jogja terletak di sebelah luar pengantin dan tepat di
atas godeg. Bentuknya seperti potongan daun sirih dengan ukuran lebih kecil
daripada penunggul serta ujung runcing dan sedikit melengkung.
Sedangkan,
penitis paes Solo menghadap ke pangkal alis. Bentuknya bukan menyerupai
potongan daun sirih, melainkan setengah bulatan seperti ujung telur ayam.
4.
Bentuk Godeg
Godeg
pada pengantin Yogyakarta memiliki bentuk seperti ujung pisau, semakin ke bawah
semakin mengecil. Lain halnya dengan bentuk godeg pada pengantin Solo yang
menyerupai kuncup bunga turi atau ngudup turi.
5.
Warna Paes dan Penggunaan Prada
Umumnya,
paes dibuat dari pidih berwarna hitam. Namun, pidih warna hijau juga digunakan
untuk pas Solo Basah. Selain itu, beberapa riasan Yogyakarta seperti Paes Ageng
Jangan Menir dan Paes Ageng Kanigaran juga menggunakan prada, yaitu serbuk emas
yang ditaburkan di tepian paes.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar