Dalam pandangan masyarakat
Melayu-Riau, pernikahan bukan hanya perkara penyatuan dua insan dalam ikatan
cinta. Momen ini merupakan sebuah ekspresi tradisi sekaligus penunaian perintah
agama. Karena itulah acaranya dilangsungkan dengan prosesi yang sarat akan nilai
agama serta budaya.
Rangkaian acaranya sendiri akan
berlangsung dari sebelum pernikahan, ketika pernikahan, hingga sesudah
pernikahan. Untuk memahaminya lebih lanjut, berikut ulasan mengenai pernikahan
adat Melayu Riau di bawah ini.
Tahapan Pernikahan Adat Melayu
Riau
Merisik
Tahap awal dari rangkaian acara
ini adalah merisik yang memiliki makna
menyelidiki. Keluarga calon pengantin pria akan menyelidiki latar belakang
calon pengantin wanita, mulai dari pendidikan, keluarga, karakter, dan lainnya
untuk menilai apakah dia cocok menjadi menantu mereka.
Namun, penyelidikan ini tidak
dilakukan langsung oleh keluarga pengantin pria. Mereka akan mengirim
perwakilan yang disebut sebagai perisik untuk mengamati calon pengantin wanita. Biasanya, yang
dipilih sebagai perisik adalah seorang perempuan
paruh baya karena diyakini memiliki penilaian yang lebih baik dan bijaksana.
Merasi
Apabila hasil penyelidikan
menunjukkan bahwa kualitas calon pengantin wanita cocok dengan kualifikasi
keluarga pria, tahap selanjutnya adalah merasi. Ini merujuk pada proses
meramal untuk melihat apakah kedua calon mempelai serasi atau tidak. Biasanya,
ini dilakukan oleh perantara ahli yang sudah terbiasa menjodohkan orang maupun
membaca kecocokan sepasang kekasih.
Meminang
Jika dari hasil ramalan kedua
calon mempelai terbukti cocok, maka rangkaian acara selanjutnya adalah
meminang. Keluarga mempelai pria akan mendiskusikan waktu terbaik untuk
meminang dengan kerabat dekat mereka.
Lalu, seorang perwakilan dari
pihak keluarga pria akan pergi mengabarkan hasil diskusi kepada keluarga calon
pengantin wanita. Perwakilan tersebut akan memberitahukan secara pasti tanggal
rombongan keluarga pria akan datang untuk meminang.
Rombongan tersebut biasanya
hanya berjumlah lima orang, isinya adalah satu orang ketua yang biasanya
laki-laki, dua orang anggota perempuan, dan dua orang anggota pria. Adapun
sosok ketua adalah orang yang dianggap bijak, pandai bercakap, serta lihai
berpantun. Sementara empat orang anggota yang turut serta adalah kerabat dan
tetangga.
Mengantar Tanda
Tahap selanjutnya dalam
rangkaian pernikahan adat Melayu Riau adalah mengantar tanda. Ini berlangsung
empat atau lima hari setelah pihak pria meminang dan pihak wanita menyetujui
pinangan tersebut. Dalam rombongan yang mengantar tanda, biasanya juga akan ada
kerabat dekat dan tetangga pihak pria.
Adapun tanda yang diantarkan
adalah seserahan adat Melayu. Ini terdiri dari tepak sirih, bunga rampai, cincin, dan
barang pengiring lainnya. Tepak
sirih sendiri
merupakan bingkisan yang terdiri dari sebuah pinang, kapur sirih, gambir,
tembakau, daun sirih, dan kacip.
Mengantar Belanja
Proses berikutnya adalah
membeli hantaran untuk kebutuhan pesta pernikahan atau dikenal sebagai
mengantar belanja. Pihak laki-laki akan datang ke rumah pihak wanita, lalu
menemaninya memilih serta membeli keperluan pernikahan yang akan menjadi
hantaran. Selain kebutuhan pernikahan, calon mempelai wanita juga bisa memilih
barang yang ia inginkan.
Mengajak dan Menjemput
Tahap berikutnya adalah
musyawarah untuk menentukan siapa yang akan mengajak dan siapa yang akan
menjemput dalam proses pernikahan. Musyawarah dilakukan karena masyarakat
Melayu Riau sangat mengedepankan nilai-nilai kebersamaan. Karena itulah
prosesnya tidak bisa hanya melibatkan keluarga inti.
Nantinya, dalam proses mengajak
dan menjemput juga akan dilibatkan beberapa pasangan suami istri yang
berpengalaman. Mereka juga biasanya memiliki kedudukan tinggi di masyarakat
untuk menunjukkan bahwa prosesi pernikahan berjalan dengan menjunjung nilai moral
dan etika tinggi.
Menggantung-gantung
Dalam rangkaian pernikahan adat
Melayu Riau, 4 atau 5 hari sebelum hari pernikahan ada prosesi bernama
menggantung-gantung. Ini dilakukan dengan membersihkan dan menghias rumah
menggunakan ornamen berupa kain maupun lampu hias, lalu membuat peterakne untuk tempat pengantin
duduk bersanding, serta memasang dekorasi di kamar pengantin.
Berandam
Prosesi selanjutnya adalah
berandam, yakni pencukuran bulu roma pada tengkuk maupun wajah serta mencukur
rambut untuk calon pengantin wanita maupun laki-laki. Tujuannya adalah untuk
membersihkan calon penganti dari kotoran dunia agar hati mereka menjadi suci
menjelang pernikahan.
Untuk mempelai pria, yang
dicukur hanya rambut di kepala, lalu ia akan berendam. Sementara mempelai
wanita harus mencukur rambut yang tumbuh tipis di pelipis, tengkuk, dan dahi.
Kegiatan ini biasanya berlangsung sehari sebelum akad nikah agar tubuh
benar-benar bersih di hari H.
Limau Manis Limau Setawar
Kegiatan berikutnya dikenal
dengan nama limau
manis limau setawar,
ketika seorang ibu atau Mak Andam akan mengelilingi pengantin perempuan
sebanyak tiga kali. Selama prosesnya, ia akan membawa buah kelapa yang dibentuk
seperti puncak gunung dan dililit benang lima warna.
Ini merupakan simbol dari doa agar
calon pengantin memiliki keturunan yang tampan atau cantik. Sementara benang
lima warna menandakan harapan agar calon pengantin mendapatkan rezeki yang
terus mengalir bagaikan air sungai.
Setelah itu, Mak Adam akan
berkeliling sekali lagi sambil membawa lilin yang menyala. Lilin ini merupakan
simbol harapan agar bahtera rumah tangga calon pengantin selalu mendapat
penerangan. Dengan begitu, kehidupan mereka dapat berjalan dengan lancar hingga
akhir.
Berinai
Lalu, ada kegiatan berinai yang bertujuan untuk
menolak bala serta melindungi calon pengantin dari marabahaya. Ini dilakukan
dengan mengoleskan inai pada kuku jari tangan serta kaki kedua mempelai.
Selain untuk tolak bala, inai
yang digunakan konon dapat meningkatkan aura serta cahaya dari pengantin wanita
serta memunculkan aura wibawa pada pengantin pria. Tidak hanya itu, prosesi ini
juga menjadi tanda bahwa sepasang muda-mudi tersebut telah siap melangkahkan
kakinya memasuki kehidupan berumah tangga.
Khatam Al-Qurán
Terakhir, ada acara khatam Al-Qurán
yang dilakukan oleh kedua calon pengantin di depan pelaminan. Tidak sendiri,
keduanya akan menjalankan prosesi ini bersama dengan kerabat terdekat sebagai
jamaah pengajian, serta guru mengaji.
Lalu, calon pengantin akan
berkunjung ke rumah guru mengaji sambil membawa hadiah berupa tabak. Istilah ini merujuk pada
pulut kuning yang ditata rapi di atas wadah yang terbuat dari kayu berukir.
Wadah ini akan dihiasi dengan ulur-ulur, bunga telor, serta telot merah.
Apabila sudah selesai, esok harinya barulah pernikahan akan digelar di tempat
yang telah ditentukan.
Akad Nikah
Apabila rangkaian acara di atas
telah selesai, maka waktunya melangsungkan pernikahan. Momen ini ditandai
dengan ijab kabul yang dilakukan pengantin pria di hadapan penghulu, wali
pengantin wanita, saksi, serta tamu undangan. Setelah ijab kabul selesai, kedua
mempelai resmi menjadi suami istri di mata agama dan negara.
Demikianlah prosesi pernikahan
adat Melayu Riau yang sarat akan nilai budaya serta agama.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar